Tulisan tak bernyawa

Thursday, December 8, 2011

PERKEMBANGAN MENTAL PADA REMAJA

PENDAHULUAN Ketika memasuki masa pubertas, setiap anak telah mempunyai sistem kepribadian yang merupakan pembentukan dari perkembangan selama ini. Di luar sistem kepribadian anak seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, pengaruh media massa, keluarga, sekolah, teman sebaya, budaya, agama, nilai dan norma masyarakat tidak dapat diabaikan dalam proses pembentukan kepribadian tersebut. Pada masa remaja, seringkali berbagai faktor penunjang ini dapat saling mendukung dan dapat saling berbenturan nilai. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa remaja tidak selalu dapat tertangani secara baik. Pada fase ini di satu sisi remaja masih menunjukkan sifat kekanak-kanakan, namun di sisi lain dituntut untuk bersikap dewasa oleh lingkungannya. Sejalan dengan perkembangan sosialnya, mereka lebih konformitas pada kelompoknya dan mulai melepaskan diri dari ikatan dan kebergantungan kepada orangtuanya, dan sering menunjukkan sikap menantang otoritas orangtuanya. Remaja yang salah penyesuaian dirinya terkadang melakukan tindakan-tindakan yang tidak realistis, bahkan cenderung melarikan diri dari tanggung jawabnya. Perilaku mengalihkan masalah yang dihadapi dengan mengkonsumsi minuman beralkohol banyak dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan sampai mencapai tingkat ketergantungan penyalahgunaan obat terlarang dan zat adiktif. Jakarta, 30 November 2011 PEMBAHASAN A. Karakteristik Remaja Konsep Remaja menurut Hukum Perdata, memberikan batasan usia 21 tahun, sedangkan hukum pidana, memberi batasan usia 18 tahun. Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait (seperti Biologi dan ilmu faal) remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik dimana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Sebagai remaja, masa pematangan fisik berjalan kurang lebih 2 tahun dan biasanya dihitung mulai haid yang pertama pada wanita atau sejak seorang laki-laki mengalami mimpi basahnya (mengeluarkan air mani pada waktu tidur) yang pertama. Masa pubertas seperti sudah disebutkan di atas berawal dari haid atau mimpi basah yang pertama. Tetapi pada usia berapa persisnya masa puber ini dimulai sulit ditetapkan, oleh karena cepat lambatnya haid atau mimpi basah sangat tergantung pada kondisi tubuh masing-masing individu. Jadi sangat bervariasi. Ada anak perempuan yang sudah haid pada umur 10 tahun atau bahkan 9 tahun (kelas 3 SD), sebaliknya ada yang baru memperolehnya pada usia 17 tahun (kelas 2 SMA). Sedangkan pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual. Menurutnya, Remaja adalah suatu masa dimana: 1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual 2. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa 3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. Ada beberapa perubahan-perubahan fisik pada remaja, antara lain sebagai berikut: 1. Pada anak perempuan: - Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang) - Pertumbuhan payudara - Tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna gelap di kemaluan - Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya - Bulu kemaluan menjadi keriting - Haid - Tumbuh bulu-bulu ketiak 2. Pada anak laki-laki: - Pertumbuhan tulang-tulang - Testis (buah pelir) membesar - Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap - Awal perubahan suara - Ejakulasi (keluarnya air mani) - Bulu kemaluan menjadi keriting - Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimal setiap tahunnya - Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jenggot) - Tumbuh bulu ketiak - Akhir perubahan suara - Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap - Tumbuh bulu di dada. B. Faktor yang Mempengaruhi Mental Remaja Mental sehat manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Keduanya saling mempengaruhi dan dapat menyebabkan mental yang sakit, sehingga bisa menyebabkan gangguan jiwa bahkan penyakit jiwa. Faktor yang mempengaruhi perkembangan Mental remaja : 1. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti sifat,bakat, keturunan dan sebagainya. Contoh sifat yaitu seperti sifat jahat, baik, pemarah, dengki, iri, pemalu, pemberani, dan lain sebagainya. Contoh bakat yaitu misalnya bakat melukis, bermain musik, menciptakan lagu, akting, dan lain-lain. Sedangkan aspek keturunan seperti turunan emosi, intelektualitas, potensi diri, dan sebagainya. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi mental seseorang. Sebagian dari faktor tersebut berhubungan dengan suasana yang dominan dalam keluarga, apakah ia macam yang dominan dari persaudaraan, seperti urutan dalam keluarga, atau faktor yang berhubungan dengan status sosial dan ekonomi keluarga. Faktor eksternal yang baik dapat menjaga mental seseorang, namun faktor eksternal yang buruk / tidak baik dapat berpotensi menimbulkan mental tidak sehat. Dalam bukunya Prof. Dr. Musthafa Fahmi yang telah dialihbahasakan oleh Dr. Zakiah Daradjat mengatakan, Ada beberapa faktor eksternal dari faktor lingkungan yang terkait dengan mental seseorang, antara lain: a. Keretakan keluarga b. Urutan remaja dalam keluarga c. Perbedaan jenis kelamin d. Status sosial dan ekonomi e. Perubahan daerah tempat tinggal. C. Permasalahan yang dihadapi Remaja Di antara persoalan terpenting yang dihadapi oleh remaja dalam kehidupannya sehari-hari dan yang menghalangi penyesuaian yang sehat dari padanya, adalah hubungan remaja dengan orang dewasa, terutama orang tua, disamping perjuangannya secara berangsur-angsur untuk membebaskan diri dari kekuasaan orang dewasa, agar dapat sampai kepada tingkat dewasa tentang kedudukan den kebebasan. Namun, dalam literatur lain, ada beberapa masalah yang dihadapi remaja, antara lain: 1. Usia kematangan 2. Penampilan diri 3. Kepatutan seks 4. Nama dan julukan 5. Hubungan keluarga 6. Teman-teman sebaya 7. Kreativitas 8. Cita-cita. D. Kenakalan Remaja Kenakalan Remaja, atau biasa disebut dengan Juvenile delinquency yang artinya perilaku jahat/dursila, atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda; merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang. Cara pembagian faktor penyebab kelainan perilaku anak dan remaja dikemukakan pula oleh para ahli antara lain oleh Philip Graham. Philip Graham lebih mendasarkan teorinya pada pengamatan empiris dari sudut kesehatan mental anak dan remaja. Ia juga membagi faktor-faktor penyebab kelainan perilaku tersebut ke dalam 2 golongan (Graham, 1993), antara lain: 1. Faktor Lingkungan a. Malnutrisi (kekurangan gizi) b. Kemiskinan di kota-kota besar c. Gangguan lingkungan (polusi, kecelakaan lalu lintas, bencana alam, dan lain-lain) d. Migrasi (urbanisasi, pengungsian karena perang, dan lain-lain) e. Faktor sekolah (kesalahan mendidik, faktor kurikulum, dan lain-lain) f. Keluarga yang tercerai berai (perceraian, perpisahan yang terlalu lama, dan lain-lain) g. Gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga, seperti: - Kematian orang tua - Orang tua sakit berat atau cacat - Hubungan antaranggota keluarga tidak harmonis - Orang tua sakit jiwa - Kesulitan dalam pengasuhan karena pengangguran, kesulitan keuangan, tempat tinggal tidak memenuhi syarat, dan lain-lain) 2. Faktor Pribadi a. Faktor bakat yang mempengaruhi tempramen (menjadi pemarah, hiperaktif, dan lain-lain) b. Cacat tubuh c. Ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri. E. Macam-macam Kenakalan Remaja Dalam bukunya Sarlito Wirawan Sarwono yang dikemukakan oleh Jensen (1985:417) membagi kenakalan remaja ini menjadi 4 jenis yaitu: 1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain. 2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain. 3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain: pelacuran, penyalahgunaan obat. Di Indonesia mungkin dapat juga dimasukkan hubungan seks sebelum menikah dalam jenis ini. 4. Kenakalan yang melawan status, misalnya: mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka dan sebagainya.

No comments:

Post a Comment