Tulisan tak bernyawa

Thursday, October 28, 2010

Evaluasi Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas
Depdiknas (2002), menjelaskan bahwa Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan salah satu komponen dalam kurikulum berbasis kompetensi. Sedangkan Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan pembelajaran dibawah kewenangan guru dikelas.
B. Manfaat, Keunggulan dan Prinsip Penilaian Berbasis Kelas.
1) Hasil Penilaian Berbasis Kelas bermanfaat untuk :
1. Umpan balik bagi siswa dalam mengetahui kemampuan dan kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya.
2. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar siswa sehingga memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remidiasi untuk memenuhi kebutuhan siswa sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya.
3. Memberikan masukan kepada guru untuk memperbaiki program pembelajarannya di kelas.
4. Memungkinkan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda.
2). Keunggulan Penilaian Berbasis Kelas adalah
1. Pengumpulan informasi kemajuan belajar baik formal maupun non formal diadakan secara terpadu, dalam suasana yang menyenangkan, serta senantiasa memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang diketahui, dipahami dan mampu dikerjakan siswa.
2. Pencapaian hasil belajar siswa tidak dibandingkan dengan prestasi kelompok (norm reference assessment), tetapi dibandingkan dengan kemampuan sebelumnya kriteria pencapaian kompetensi, standar pencapaian, dan level pencapaian nasional, dalam rangka membantu anak mencapai apa yang ingin dicapai bukan untuk menghakiminya.
3. Pengumpulan informasi menggunakan berbagai cara, agar kemajuan belajar siswa dapat terdeteksi secara lengkap.
4. Siswa perlu dituntut agar dapat mengeksplorasi dan memotivasi diri untuk mengerahkan semua potensi dalam menanggapi, mengatasi semua masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri, bukan sekedar melatih siswa memilih jawaban yang tersedia.
5. Untuk menentukan ada tidaknya kemajuan belajar dan perlu tidaknya bantuan secara berencana, bertahap dan berkesinambungan, berdasarkan fakta dan bukti yang cukup akurat.
3). Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas (PBK)
1. Valid, penilaian memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa.
2. Mendidik, penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian belajar siswa.
3. Berorientasi pada kompetensi, penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum.
4. Adil, penilaian harus adil terhadap semua siswa dengan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, bahasa dan gender.
5. Terbuka, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi semua pihak.
6. Berkesinambungan, penilaian dilakukan secara berencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya. (Depdiknas, 2002).
7. Menyeluruh, penilaian harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup aspek kognitif, afektif , dan psikomotorik.
8. Bermakna penilaian diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak.
C. Ciri-ciri Penilaian Berbasis Kelas
Sebagai penilaian kemajuan belajar siswa pada kurikulum berbasis kompetensi, penilaian berbasis kelas mempunyai ciri-ciri sbb.:
1. Penilaian bukan untuk mengklasifikasi siswa (diskriminasi), tetapi untuk melayani individu siswa dalam mengembangkan kemampuannya (diferensiasi).
2. Menggunakan penilaian acuan kriteria (criterion-referenced assessment), bukan penilaian acuan norma (norm-referenced assessment)
3. Acuan utama penilaian adalah kompetensi dasar yang dirumuskan dalam kurikulum.
4. Menerapkan berbagai cara penilaian, meliputi portofolio, produk, unjuk-kerja, dan tes tertulis.Hal ini untuk menjamin validitas penilaian, objektivitas penilaian, dan keberagaman kompetensi yang dinilai.
5. Hasil penilaian kemajuan belajar siswa disajikan dalam profil kompetensi siswa, berisi informasi yang lengkap dan mudah dipahami oleh siswa, orangtua, guru lain, maupun pengguna lulusan.


• Faktor-faktor yang turut Diperhitungkan dalam penelitian
Walaupun hal yang dinilai tidak sama bagi setiap sekolah, namun secara garis besar dapat ditentukan unsur umum dalam penelitian yang menyangkut faktor-faktor yang harus dipertimbangkan.
Unsur umum tersebut adalah sebagai berikut.
a. Prestasi/pencapaian (Achievement)
b. Usaha ( Effort)
c. Aspek pribadi dan social (personal and social characteristics)
d. Kebiasaan bekerja (working habits)

D. Berbagai Teknik dalam Penilaian Berbasis Kelas
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
• Pengertian Berbasis Kelas (PBK) merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan pembelajaran dibawah kewenangan guru dikelas.
• Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas (PBK): Valid, Mendidik, Berorientasi pada kompetensi, Adil, Terbuka, Berkesinambungan, Menyeluruh, dan Bermakna penilaian diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak.
• Faktor-faktor yang turut Diperhitungkan dalam penelitian : Prestasi/pencapaian (Achievement),Usaha (Effort), Aspek pribadi dan social (personal and social characteristics) dan Kebiasaan bekerja (working habits).

Filsafat

PENGETAHUAN HAKIKAT KEBENARAN

 Pengertian Pengetahuan
• Secara etimolgi berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge.
• Dalam Encyclopedia Phylosophy dijelaskan bahwa pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief)
• Dalam kamus filsafat, pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri.
• Menurut Drs. Sidi gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan adalah semua milik atau isi dalam fikiran.
• Pengetahuan :
- Segala hal yang kita ketahui
- Ia merupakan hasil tahu manusia
- Hasil tahu itu merupakan hasil dari setiap proses mengetahui tentang segala hal
- Proses mengetahui itu adalah hasil tindakan manusia yang berasal dari keingin tahuan tentang segala hal
- Jadi pengetahuan adalah hasil tahu manusia.

 Jenis-jenis Pengetahuan
• Burhanudin Salam mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia terbagi menjadi empat, yaitu:
1. Pengetahuan Biasa yaitu pengetahuan yang dalam filsafat dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu dimana ia menerima secara baik.
2. Pengetahuan Ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif.
3. Pengetahuan Filsafat, yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersift kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.
4. Pengetahuan Agama, yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.

 Perbedaan pengetahuan dengan Ilmu
• Pengetahuan merupakan hasil segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu.
• Hasil pengetahuan manusia itu akan menjadi Ilmu Pengetahun, bila memenuhi syarat:
- Sistematisnya jelas
- Rasional
- Objeknya khas dari objek formal dan objek material
- Metode khas untuk satu bidang ilmu
- Sistem analisisnya jelas dan khas.
• Ilmu adalah suatu bentuk aktiva manusia yang dengan melakukannya manusia memperoleh suatu pengetahuan dan senantiasa lebih cermat mengenai masa lampau, sekarang, kemudian hari, serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya dalam menengah lingkungannya serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.
• Perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan dapat ditelusuri dengan melihat perbedaan cirri-cirinya. Herbets L. Searles mengemukakan cirri-cirinya sebagai berikut: Ilmu berbeda dengan filsafat berdasarkan empiris, maka ilmu berbeda dari pengetahuan biasa karena cirri dan sistematisnya

 Hakikat dan Sumber Pengetahuan
• Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan itu sendiri, yaitu :
1. Realisme : Pengetahuan menurut realime adalah gambaran atau copy yang sebanrnya dari apa yang ada dalam alam nyata (dari fakta atau hakikat). Dengan demikian, relism berpendapt bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat bila sesuai dengan kenyataan.
2. Idealisme : Ajaran ini mengatakan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses-proses mental atau proses psikologi yang bersifat subjektif.
• Sumber Pengetahuan:
a. Empirisme: Menurut aliran ini manusia memperoleh pengatahuan melalui pengalamannya. Jadi empirisme, sumber utama untuk memperoleh pengetahuan adalah data empiris yang diperoleh dari panca indera.
b. Rasionalisme : Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan
c. Intuisi : Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi.
d. Wahyu : pengetahuan yang disampaikan dari Allah kepada manusia lewat perantara para nabi.
• Asala usul pengetahuan
- Manusia
- Alam semesta
- Tumbuhan
- Wahyu
• Manusia :
- Pikiran (akal) – mind atau العقل
- Hati – Heart – Leavre – القلب
- الروح - Ruh atau spirit
- Perasaan – emotion – انفس
- الحس – indera

 Kriteria Kebenaran
• Kebenaran Inheren
- Kebenaran itu ada didalam dirinya
- Bukan diperoleh dari yang lain
- Seperti “ merah”, kebenaran warna merah itu ada di dalam warna merah itu sendiri bukan karena hal-hal yang lain.
- Seperti: Tuhan itu ada , kebenaran tentang adanya tuhan itu karena ditunjukkan oleh dirinya sendiri bukan oleh makhluk-Nya”.
• Kebenaran Koherensi
- Sesuatu itu disebut benar bila bukan karena dirinya sendiri mesti dari serentetan peristiwa yang membuatnya.
- Benar karena hal-hal yang dari luar.
• Kebenaran Korespondensi
- Sesuatu itu dianggap benar bila memiliki kolerasi dengan yang lain
- Misalnya: Proses pendidikan itu dipandang benar apabila memiliki korelasi dengan membangun “ karikatur “ peserta didik.
- Suatu teori tertentu acapkali menggunakan teori korelasi, sebab akibat, dll.
• Kebenaran Pragmatis
- Sesuatu ilmu pengetahuan itu dipandang benar apabila memiliki nilai guna
- Nilai guna ini dapat berupa satu kegunaan (mono-pragmatic) dua kegunaan (dual-pragmatic) atau sedemikian banyaknys Nilai guan (poly-pragmatic)